Bukit Lintang Martadah yang Kurang Berkesan


Well, karena sibuk diri ngurusin kerjaan, sampai gak sempat ngebloging nih. Okelah, mumpung jari dan niat lagi menggebu. Jadi beberapa waktu di awal bulan Januari 2017, gue sama si Alif memutuskan untuk ke bukit Telang. Namun yang kami daki adalah bukit Lintang. Wkwk. Kedua bukit ini bersaudara, mereka berada di satu tempat, cuman beda jalur. Bukit Lintang lebih menanjak karena kalau dari jauh dia tampak runcing. Kalian pas lewat jalan rawa-rawa setelah sate bati-bati, nah tengok ke kiri, ada barisan perbukitan, kan? Dan ada satu bukit yang bentuknya meruncing kek kerucut, ya itu bukit Lintang. Sedang bukit Telang lebih landai. Maaf disini gak bakal berbagi rute. Kalau rute bisa cek di blog temen gue si Zainal. Kemaren kesono juga ngikutin peta dia dan syukurlah tidak menyesatkan. Wkwkwk.

Nah, kalau sudah tiba di warung tempat nitip kendaraan, nanti ada tulisan bukit Lintang. Kalau mau ke Telang, kalian bisa nanya ke ibu warungnya.
Bukit Lintang ini lumayan lah untuk menguras tenaga. Karena tinggi, berpasir (pas musim panas), dan menanjak. Di lokasi pendakian juga ada tali tambang yang bisa kita gunaken buat bantuan.




Berhubung fotoku ilang, karena ganti HP dan lupa backup, maka ini adalah foto backup dari camera si Alif. Seadanyalah. Oh iya, kalau kalian mau ke bukit Lintang, saran sih bawa payung ya. Soalnya dipuncak puuuanas banget. Rumput tinggi-tinggi dan susah banget nyari spot buat foto. Sampai-sampai kami agak kecewah. Jadi kurang berkesan banget dah. Namun panorama yang disuguhkan tetaplah jempol tenan guys. Masih nampak hijau royo-royo.


Pas mau masuk gang menuju bukit, kalian bakal ditarik tiket masuk tanpa retribusi sebesar 15k. Anggap aja uang preman. Dan biaya parkir 2k aja. Ini nih yang bikin males, ada uang premannya. Wkwkwk.

Created by: @bokuwarizal
Photos by: @mohalifal9
Terima kasih: Allah SWT
Copyright 2017
Previous
Next Post »