Mendapat sebuah kejutan (lagi) dari tanah Kalimantan Selatan. Sedikit nggak nyangka aja. Masih ada tempat yang keren banget di pulau terbesar di Indonesia ini. Letaknya memang berada di pedalaman, sama seperti waktu ke Bukit Kudai. Namun kali ini aksesnya tidaklah sulit dan di pedalaman itupun sudah nampak populasi penduduk yang mengikuti zaman.
Adalah bukit Janar, sebuah bukit kecil sedikit berbatu dan memuncak yang berada di sekitar kecamatan Pengaron. Dari Polsek Simpang Empat, 50 meter ada jalan menuju Pengaron. Cukup ikuti aja jalan itu terus sampai nemu Polsek Pengaron, masih terus lagi, nanti ada perempatan jalan tambang batu bara. Nah dari situ sekitar 500 meter cari saja pondok pesantren. Dan bisa nanya-nanya sama warga setempat.
Kami sendiri berempat berangkatnya. Zainal dan Bayu dari Banjarmasin. Suhaimi dijemput Zainal di Bati-bati, dan gue nunggu di Nusa Indah. Akhirnya ngumpul kebo di Martapura, trus menuju desa Pengaron ke tempat kawan Haimi yaitu seorang artis papan atas yang lagi terkenal, namanya Rafi'i. Dan satu lagi aduh lupa namanya. Mereka berdua jadi penunjuk jalan. :D
Yak jalannya memang tidak beraspal, jadi di musim hujan begini harus ekstra hati-hati. Selain banyak menanjak menurun, jalanan juga licin.
Janar sendiri dalam bahasa Banjar berarti kunyit, bahasa Jawanya kunir, bahasa Inggrisnya empon-empon. :v Masih agak asing di telinga para triper mungkin nama bukit satu ini. Ya memang, karena ketika kami berkunjung kesana, memang ramai pengunjung, namun sepertinya adalah anak-anak daerah situ juga. Bukit ini pun kurang terekspos. Padahal menyuguhkan panorama yang menjanjikan loh.
Tanjakan bukit lumayan lah ya dengan kemiringan sekitar 70 derajat. Namun tidak begitu tinggi, jadi tidak menguras tenaga ekstra. Di puncak bukit sendiri ada bebatuan alami yang cocok dijadikan ajang poto-poto. Bisa juga dijadikan poto pre-wed buat yang mau nikah. Ciye nikah ciye... :v
Hampir serupa dengan bukit Kudai di Kandangan, panoramanya perbukitan juga. Bedanya adalah akses dan kalau di bukit Janar ini sudah ada bangunan-bangunan. Tapi sumpeh, keren banget.
Dan karena hari keberangkatan kami sudah hampir menjelang sore, si Zainal behera dulu di jalan, so kami tidak lama-lama menikmati. Setelah puas-puas foto berjama'ah akhirnya kami bulikan. Agak kecewa karena pas pulang, sunset dengan sentuhan kabutnya keren bangeeeet dan tidak sempat mengabadikan. shit shut.
Dan begitulah perjalanan singkat padat jelas yang melelahkan. Bukit yang masih kurang terkenal ini semoga bisa lebih dikenal. Itung-itung bisa bantu perekonomian warga setempat dengan membuka lahan parkir, karena saat ini free parking but helm not nanggung. Jadi tetep berjaga-jaga dan be careful.
Kami sendiri berempat berangkatnya. Zainal dan Bayu dari Banjarmasin. Suhaimi dijemput Zainal di Bati-bati, dan gue nunggu di Nusa Indah. Akhirnya ngumpul kebo di Martapura, trus menuju desa Pengaron ke tempat kawan Haimi yaitu seorang artis papan atas yang lagi terkenal, namanya Rafi'i. Dan satu lagi aduh lupa namanya. Mereka berdua jadi penunjuk jalan. :D
Yak jalannya memang tidak beraspal, jadi di musim hujan begini harus ekstra hati-hati. Selain banyak menanjak menurun, jalanan juga licin.
Janar sendiri dalam bahasa Banjar berarti kunyit, bahasa Jawanya kunir, bahasa Inggrisnya empon-empon. :v Masih agak asing di telinga para triper mungkin nama bukit satu ini. Ya memang, karena ketika kami berkunjung kesana, memang ramai pengunjung, namun sepertinya adalah anak-anak daerah situ juga. Bukit ini pun kurang terekspos. Padahal menyuguhkan panorama yang menjanjikan loh.
Tanjakan bukit lumayan lah ya dengan kemiringan sekitar 70 derajat. Namun tidak begitu tinggi, jadi tidak menguras tenaga ekstra. Di puncak bukit sendiri ada bebatuan alami yang cocok dijadikan ajang poto-poto. Bisa juga dijadikan poto pre-wed buat yang mau nikah. Ciye nikah ciye... :v
Hampir serupa dengan bukit Kudai di Kandangan, panoramanya perbukitan juga. Bedanya adalah akses dan kalau di bukit Janar ini sudah ada bangunan-bangunan. Tapi sumpeh, keren banget.
Dan karena hari keberangkatan kami sudah hampir menjelang sore, si Zainal behera dulu di jalan, so kami tidak lama-lama menikmati. Setelah puas-puas foto berjama'ah akhirnya kami bulikan. Agak kecewa karena pas pulang, sunset dengan sentuhan kabutnya keren bangeeeet dan tidak sempat mengabadikan. shit shut.
Dan begitulah perjalanan singkat padat jelas yang melelahkan. Bukit yang masih kurang terkenal ini semoga bisa lebih dikenal. Itung-itung bisa bantu perekonomian warga setempat dengan membuka lahan parkir, karena saat ini free parking but helm not nanggung. Jadi tetep berjaga-jaga dan be careful.
Created by: @bokuwarizal
Camera by: @bokuwarizal, @bayubeken, @zainalhakimmsc.blog
Thank's to: Allah SWT, mamaknya Rafi'i
Copyright 2016
Sign up here with your email
ConversionConversion EmoticonEmoticon