"kaizoku wo ni ore ha naru!!"
Kalimat andalan tokoh utama anime One Pice, Monkey D. Luffy. Tak ayal jika anime bertajuk bajak laut ini menggema dan dikenal di seluruh penjuru dunia untuk para pecinta anime.
Sore itu, cuaca tak begitu panas juga tidak terlalu mendung. Hasrat diri ingin menikmati wifi gratis di rumah Bayu seolah sirna oleh hasutan dari ratu semvak, Anita. "Eh ajaki Rizal ke One Piece Cafe, Yu ay" jar Anita di sebuah pesan instan. Apa boleh buat, kemarin aku juga sudah janji pada beliau. Akhirnya Anita mendatangi rumah Bayu yang sebenernya gak penting juga sih. Buang-buang bensin. Haha. Dengan sedikit semangat tanpa bara, tangan ini mengusap-usap layar hp mencari lokasi One Piece Cafe. Syukurlah, gomaps sudah update.
(Baca sambil dengerin lagu ost One Piece, One Day by The Rootless)
Sepeda motor bajak jalan kami pun berangkat. Mengibarkan layar spion dan melaju di atas aspal. Melewati segala rintangan dilautan jln Pramuka. Menyusuri jln Veteran hingga menembus pusat kota, Masjid Sabilal. Masih terus berlanjut, menuju Taman Kamboja, memutar dan menyusuri jln Cempaka Besar. Melewati Masjid Jami' yang begitu megahnya, lurus susume tanpa henti hingga tibalah kami di simpang tiga jln. Dahlia. "Putar haluan ke arah kiri" teriak Nami sang Navigator. "Ah itu dia! Aku mellihatnya!" sahut Usopp. "Mana-mana?" Chopper tampak penasaran. "Waah sugoi!!" Luffy menimpali. Dengan santai Sanji menyulut api menyalakan rokoknya, "Kuharap tempat itu mampu menyaingi masakanku". "Oh SUUUPERRRR" kata Franky. "Apa disana ada sake?" tanya Zoro. Dan Robin hanya tertawa kecil melihat tingkah teman-temannya.
(Lagu berlanjut, play We Fight Together by Namie Amuro).
One Piece Cafe, di jln Dahlia samping mushola yang ada atm BRI nya. Kami berhenti dan memarkir sepeda motor bajak jalan, menurunkan standart dan menuju ke dalam. Petualangan baru tidak akan dimulai.
Ketika kaki melangkah masuk, suguhan nuansa One Piece akan terasa. Kami disambut oleh 'Nami' yang melayani bagian kasir dan pemesanan menu. Kemudian 'Usopp' bagian pengantar pesanan. Cafe ini memiliki menu yang tidak banyak. Cukup untuk menemani tongkrongan kami sore itu. Harganya 'hanya' 15ribuan IDR 'saja'. Duwit segitu kalau di Tulungagung sudah dapat nasi pecel 3 bungkus.
Kami duduk di meja nomor berapa ya. Ditemani oleh Sanji yang nempel di dinding. Di tengah cafe ada mini bar. Juga sofa melingkar dan lukisan kru Mugiwara. Ada beberapa topi jerami KW yang bisa dipinjam disini. Buat eksis ria cekrek cekrek. Pamerin di IG.
Kopi segelas habis dalam waktu lama. Hingga akhirnya adzan Maghrib berkumandang. Setelah asik eksis, kamipun bergegas meninggalkan lokasi.
Kesan? Tempat ini nyaman untuk nongkrong. Segmen segala usia. Anak-anak hingga dewasa pun cocok. Tidak ada diskriminasi khusus. Lebih lagi jika kalian petjinta One Piece, suguhan lagu-lagu ost anime ini akan menemani kalian di cafe. Harga menu tidak terlalu mahal. Tapi yo setidaknya porsi ditambah. #kemarinkondisilaparbrowkwkwk. Dan untuk lokasi terlalu di dalam. Tapi untungnya Gomaps sudah memberi nama One Piece Cafe, bukan Rumah Makan Sederhana. Jadi gak bakal susah mencari. One Piece Cafe patut buat kalian kunjungi, mau merasai nuansa anime cafe, disini pilihannya. Karena di Banjarmasin juga cuma disini. Alias number one.
(Lagu penutup Memories).
Created by: @bokuwarizal
Photo by: @bayubeken
Copyright 2016
Sign up here with your email
ConversionConversion EmoticonEmoticon